Monday, November 16, 2015

Benar atau Salah?

2:55 PM


Oleh: Najmah Muniroh

Menurut kamu kenapa waktu sekolah bu guru sering banget ngasih soal pilihan ganda? Hayo, kenapa coba? Ternyata eh ternyata itu buat ngelatih kita biar pinter ngambil keputusan pas dewasa nanti. Karena sebelum memilih satu jawaban, kamu harus bener-bener yakin dengan sepenuh jiwa dan raga.  Ndak nyangka kan, makna soal pilihan ganda ternyata sedalam itu? Sama.Ya, meskipun saya kadang ngerjainnya asal-asalan aja sih. Asal coret yang penting beres, selesai, kumpulin, terus pulang. Menariknya, dari soal pilihan ganda jaman dahulu kala itu, saya jadi belajar bahwa memilih antara benar dan salah ternyata gak segampang ngitung kancing baju.

Ngomong-ngomong soal benar dan salah, beberapa waktu lalu saya dibikin bête sama dua orang mahasiswi di sebuah acara seminar nasional. Jadi ceritanya,di akhir sesi seminar nasional ada seorang mahasiswi dari kampus lain, sebut saja Siti mempresentasikan hasil risetnya. Risetnya itu berupa media pembelajaran yang berbentuk monopoli sebagai media edukatif untuk mencegah kekerasan seksual pada anak. Hebatnya, mahasiswi cerdas ini baru semester enam tapi udah diajakin kerja sama ama Polres untuk sosialisasi game edukatifnya ini pada masyarakat. Wuzz, sangar toh si Siti ini. Tapi apa yang terjadi?.Alih-alih dapet apresiasi dan tepukan tangan meriah,si Siti malah dapat cibiran kasar dari dua gadis rese.  Ckckckck…. Sungguh ter-la-lu.

Tidak seperti lazimnya peserta seminar yang dengerin seminar baek-baek, dua cewek nyebelin ini malah sibuk mengoreksi beberapa pronounciation bahasa Inggris yang salah dari Siti. Belum juga puas, giliran bajunya si Siti yang dikomentarin, dibilang kampunglah, ndak stylishlah, ndak kekinianlah. Duh. Saya bukannya ndak tau kalau dua gadis ini kuliah di kampus para fashionista di mana pepatah Ajining Rogo Soko Busono dijunjung tinggi. For your information, saya juga kuliah di tempat yang sama dengan dua gadis tersebut koq. Tapi saya ndak gitu-gitu amat tuh. Lagian saya rasa bukan soal selama Siti memakai pakaian yang sopan dan sesuai acara. Urusan stylish mah urutan empat puluh sembilan kalee. Selain itu, pronounciation kepleset khan hal manusiawi. Yang penting kontennya dapet, dan audience pada paham. Beres toh. Saking keselnya sama kelakuan jahiliyah mereka, saya langsung menoleh ke arah belakang sambil pasang muka serem macem manusia harimau kesurupan jin botol sambil berkata “Shut up your mouth. Respect others!

Rasa gemes saya memuncak karena ketemu dua gadis songong yang ngerasa jadi polisi benar dan salah. Ini orang maunya apa?. Dikasih ilmu baru ndak mau, dikasih saran malah nyerang yang ada di di depan. Kenapa? Karena dua gadis itu kuliah di tempat lebih bonafit lantas mereka berhak mencibir Siti? Iya? Gitu?! Atau karena pronounciation mereka berdua lebih bagus lantas mendengarkan pelajaran dari Siti yang level bahasa Inggris-nya di bawah mereka adalah buang-buang waktu?.Aishh, sungguh pemikiran yang KAM-PU-NGAN (-_-*). Eh Mbak, coba Ajining rogo soko busono diimbangi dengan pepatah lain deh. Unzhur ma qoola wala tanzhur man qoola (red:Lihat apa yang dibicarakan, jangan liat siapa yang bicara) misalnya. Lagian rempong banget dunia lu kalo mau dengerin orang musti liat posisi, baju dan akreditasi kampus si pembicara dulu. Iya khan?

As you know, fenomena tutup telinga pada kebenaran yang berasal dari orang lain hanya karena orang lain itu posisinya lebih rendah mah udah biasa di masyarakat kita, udah mendarah daging malah. Itu karena kebanyakan orang membagi dunia jadi dua bagian. Hitam dan putih, salah & benar. Kalo istilah Prof. Warsono (Rektor Unesa) ini namanya “paradigma berfikir diagonalistik”. Jadi, kalo beda pendapat, masing-masing berusaha membenarkan pendapat sendiri. Karena kalo pendapat orang lain ndak disalahin, orang-orang bakal nganggep pendapat kita salah dong. Kesimpulannya, untuk terlihat benar saya harus nyalah-nyalahin orang.  Padahal, konsep ini ndak sepenuhnya bener juga. Konsep macem ini bikin orang jadi otoriter, suka maksain pendapat, gak mau dengerin saran dan kritik dari orang lain. And we can see clearly bahwa paradigma berfikir diagonalistik ini ndak sesuai ama etika akademis yang mengajarkan bahwa tidak ada kebenaran tunggal dan mutlak di muka bumi. Ahzeg~

Lah trus solusinya gimana biar kita ndak terjebak di pemikiran sempit dan ribut mengkotak-kotakan dunia jadi hitam dan putih, salah dan benar? Lha wong nyatanya emang begitu koq. Kalo kamu ndak salah, berarti kamu berada pihak yang benar toh. Ya gampang aja brow, jangan dipikir susah. Coba aja paradigma berfikir diagonalistiknya diganti jadi pola pikir alternatif.

Sebenernya, di dalam Islam mah sebenernya kita udah dikenalin pola pikir alternatif dari ratusan tahun lalu ama Nabi. Cuma kitanya aja yang ga nyadar. Istilahnya adalah,“perbedaan itu rahmat”. Yang bermakna hormati pemikiran dan pendapat orang lain, jadikan sebagai alternatif. Dengerin saran orang lain dan jangan cuma sibuk membela diri dengan nyalahin balik yang ngasih kritik.

Yang kritik juga begitu, sampaikan dengan bahasa yang baik, yang halus.Kalo bisa sampaikan  secara personal, jadi antardua pribadi gitu. Jangan malah ngatain di belakang atau mempermalukan di depan umum. Lagian dengan ngebongkar kejelekan temen di mata orang banyak nggak bakal bikin kamu keliatan hebat koq, yang ada orang-orang malah makin ndak simpati sama kamu.I barat ngelempar kotoran pakai tangan kosong, ya tangan kamu pasti ikutan bau. Dan lagi, kalo kita bisa sharing ilmu, saling menghargai pendapat, dapet kritik yang membangun tanpa harus saling bongkar aib, jagat raya pasti bakal terasa lebih indah. Dan lagi kenapa plat mobil Malang itu N dan plat mobil Surabaya L itu aja kamu gak tahu kan? Gitu ngerasa paling tau segala. Ngerasa jadi manusia paling bener. Lah? Khan lucu.

As you see, di dunia emang ga ada kebenaran mutlak, gaess. Kenapa? Karena kebenaran mutlak HANYA milik Gusti Allah semata. Wallahu a’lam bish-showab.[]

sumber gambar: here.

Diterbitkan oleh

Buletin Amanaha Online. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I. Ganjaran Gondanglegi Malang Jawa Timur. Menulis.

1 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    ReplyDelete

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top