Friday, September 27, 2013

Krisis Karakter Ideal

9:00 AM



Oleh: Muhammad Dhofir

Akhir-ahkir ini krisis karakter memang sudah menjadi suatu fenomena sehari-hari yang kurang elok di masyarkat, baik masyarakat pedesaan, perkotaan, di lembaga-lembaga pendidikan tertentu, dan bahkan di institusi pemerintahan yang sudah sering dibicarakan di media. Percaturan politik yang tidak mengindahkan rule of law, tetapi rule of money, hemat saya tak menunjukkan apa-apa selain bahwa para politikus belum menjadi figur yang baik dan terpercaya bagi masyarakat.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai etika kepada manusia yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter berpijak pada sumber dari nilai moral seorang pendidik, seperti; guru, keluarga, dan lingkungan. Pendidikan karakter dapat memiliki tujuan yang pasti bila ditelisik lebih jauh bagi mereka yang dapat menerapkan. Contoh sederhananya dalam etika tegur sapa, dari sebelumnya yang suka berkata kotor bisa menjadi berpikir dua kali bila kata-kata itu ingin dilontarkan lagi kepada orang lain. Pepatah mengatakan “salahnya menghitung uang konsekuensinya untung dan rugi, namun bila salah ucapan konsekuensinya bisa menyinggung orang lain alias ada yang sakit hati”.

Di sini, saya akan lebih spesifik pada lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan sebaiknya berpijak kepada nilai-nilai karakter ilmu pengetahuan dan perbuatan, sebab karakter selain hasil dari ilmu pengetahuan tetapi juga seharusnya ditularkan dari para pendidik dan orang tua ke peserta didik.

Sekarang  banyak pihak menginginkan peningkatan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada permasalahan buruknya etika pelajar yang akhir-akhir ini berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja, seperti perkelahian antarpelajar, pelecehan seksual di sekolah, dan berbagai kasus dekadensi moral lainnya. Di kota-kota besar, masalah ini telah sampai pada taraf yang sangat meresahkan. Tidak menutup kemungkinan bahwa di pedesaan pun bisa jadi terjadi hal yang sama, masalah ini bisa saja terjadi pada siapapun bila tidak difilter dengan penanaman etika baik sejak dini pada peserta didik dan peran aktif orang tua dalam membimbingnya. Oleh karena itu, di lembaga pendidikan sudah semestinya para pendidik mencontohkan etika ideal kepada generasi bangsa untuk membentuk kepribadian yang beretika ideal kepada peserta didik melalui peningkatan kualitas pendidikan karakter dan intelektual yang bermoral, dan bukan sebagai ajang dalam menggali harta dan tahta.

Dari gambaran di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan bisa dilakukan secara efektif untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku yang baik, kepada diri sendiri, sesama, lingkungan, serta dalam berbangsa dan bernegara yang terwujud dalam sikap, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma yang sudah ada.[]

 ~ Diklat Pendidikan Karakter Kopertis wilayah V,
Kaliurang 15 September 2013

Diterbitkan oleh

Buletin Amanaha Online. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I. Ganjaran Gondanglegi Malang Jawa Timur. Menulis.

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top