Saturday, March 2, 2013

Kebimbangan

6:57 PM


Oleh: Muhammad Dhofir*

Pintu yang terbuka
Kuucap sepatah kata dari lubuk hati yang gundah
Tak seorang pun yang mendengarnya
Karena membisunya di antara dua insan yang berbeda
Seperti  bintang dan rembulan
Selalu membisu biarpun memberi cahaya
Kumengadu pada Bintang tapi menangisinya
Kubertanya pada Rembulan tapi menertawainya
Seakan tak mengerti apa yang dilihatnya
Malah mengatakan engkau terlalu menjahuinya....
                                    (Harapan yang ditunda)

Indahnya cahaya
Kutatap auramu  penglihatanmu
Kuberikan sebuah pesan untuk mengenalimu
Kurasakan manisnya senyumanmu
Ketika aku bertemu denganmu
Tapi ku tak tahu seperti apa perasaanmu
Denyut jantungku selalu meniti dalam nadiku
Ketika kumenatap kecantikan wajahmu
Keterdiamanmu seperti berlian yang mengilaukanku
Memberikan cahaya tanpa dipahami oleh jiwaku.......
                                   (Keterdiaman)



Perasaan yang menanti harapan
Setiap detik dan waktu aku menunggu
Untuk menjadi yang terbaik bagimu
Bahasa isyarat yang engkau gunakan
Seakan seribu bahasa yang akan engkau ucapkan
Kemerdekaan cintamu selalu kau genggam
Tanpa secercah perasaan yang engkau curahkan
Mengenalmu bagaikan batu karang dalam lautan
                                  (kebimbangan)


Muhammad Dhofir
adalah mahasiswa Sastra Inggris di UTY Yogyakarta

Diterbitkan oleh

Buletin Amanaha Online. Pondok Pesantren Raudlatul Ulum I. Ganjaran Gondanglegi Malang Jawa Timur. Menulis.

0 komentar:

Post a Comment

 

© 2016 Amanah Online. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top